My Social Media Profile :
  • Bimbingan Konseling

    Diklat Pendidik Sebaya Angkatan III Kategori Pelajar dan Mahasiwa - Tahun 2012 yang diselenggarakan atas kerjasama UKM PIK STKIP PGRI Tulungagung dan BKKBN Kabupaten Tulungagung.
  • FORDIMAPELAR 2012

    Tahun 2012, Universitas Madura (Unira) menjadi tuan rumah pelaksanaan Forum Diskusi Mahasiswa Penelitian dan Penalaran (Fordimapelar) se-Jawa Timur.
  • HUT SIK KE-41

    Pagi Sabtu 31 Juli 2010, di depan Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (SIK) sekitar jam Sembilan pagi, para siswa, staf, guru, Komite Sekolah, orang tua murid, & para alumni mulai berdatangan memasuki kawasan sekolah untuk menghadiri acara peringatan HUT SIK Ke-41
  • Pembangunan Desa

    Perlunya perencanaan keuangan bagi tiap keluarga di desa yang terintegrasi dengan konsultasi dari pihak yang lebih kompeten seperti wakil dari pemerintah daerah, serta professional dari lembaga keuangan.
  • ALUMNI SIK

    Semoga kedepannya hasil output pendidikan nasional bisa berkontribusi secara nyata di masyarakat. Mewujudkan Generasi Emas Indonesia yang berdaya saing global serta kompeten dalam mengolah local genius.

Artikel Pilihan

Minggu, 31 Agustus 2008

ANAK GAUL JAKARTA (AGJ) DI SIK

ASS.WR.WB!!!
DEMI SEBUAH REVOLUSI YANG BELUM USAI!!!
DAN DEMI LELUHUR KAMI YANG MEMBERI AMANAT!!!
ATAS NAMA PRAJURIT YANG GAGAH PERKASA!!!
YANG MATI SYAHID MENDAHULUI KAMI!!!
AKAN KAMI TERUSKAN PERJUANGANMU!!!

ANAK GAUL JAKARTA (AGJ) DI SIK

Terlebih dahulu, penulis ingin mengajak pembaca untuk memahami apa sebenarnya tujuan penulis membuat artikel ini. Penulis sebenarnya hanya ingin mengungkapkan apa yang ada dibenaknya. Mengutarakan apa yang seharusnya dikatakan. Mengungkapkan apa yang seharusnya dibongkar. Penulis ingin mengajak pembaca supaya menggunakan fikiran dan imajinasinya untuk memahami sepenuhnya isi artikel ini. Sehingga dikemudian hari, tidak ada kesalahpahaman dan gosip-gosip yang berlanjutan. Niat penulis hanya ingin mengutarakan apa yang sebenarnya terjadi di sekolah ini, walau penulis hanya bisa melihat dengan sebatas kacamata seorang pelajar SMA.
Sore itu, penulis sedang menyelesaikan sebuah tugas di sekolah, sehingga harus pulang lebih akhir. Ketika itu, penulis bersama teman-teman sedang berbincang-bincang setelah kami menyelesaikan tugas. Setelah itu , sekitar pukul 5.45 penulis beranjak meninggalkan sekolah.
Jam menunjukkan waktu adalah pukul 6.00 sore.
Ketika itu penulis bertemu dengan seorang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di lingkugan sekolah, ketika TKI tadi baru saja melihat beberapa orang anak AGJ tadi yang masih mengenakan baju seragam sekolah terlihat merokok di The Mall (Sebuah Mall dekat SIK). Apa kata TKI tadi?

“Eh, kamu ini anak Sekolah Indonesia kan?”
“Lalu, anak itu temanmu kan?” (sambil menunjuk AGJ tadi)
“Kamu tidak malu punya teman begitu? Kamu ini anak Indonesia , duta bangsa di Malaysia, ha?”
“Kami tidak malu? Kamu tidak tahu menjaga nama baik Negara?”
“Kalau begini kelakuan temanmu, bagaimana mau menunjukkan pada Malaysia tentang nama baik Indonesia?”
“Mau kamu dibilang orang Indon?”
“Dasar orang Indon!”
“Lihat anak itu, masih pakai baju seragam sudah berani-berani merokok di tempat umum!”
“Lihat, orang – orang Malysia di sini pada bisik-bisik semua. Mereka menceritakan kejelekan Indonesia!!!”
“Kamu sadar nggak?”

Lalu kujawab :
“Pak, kalau begitu kelakuan mereka, tidak pantas mereka diberi pangkat sebagai duta bangsa, mereka bukan saja telah mempermalukan Sekolah, tetapi Negara. Mereka telah mempermalukan Bung Karno, Bung Hatta, Bung Tomo , dan Jenderal Sudirman dan pejuang nama baik negeri kita. Sekarang, jangan panggil mereka anak Indonesia!!!”

SUSAHNYA JADI ORANG INDONESIA DI MALAYSIA

ASS.WR.WB!!!
DEMI SEBUAH REVOLUSI YANG BELUM USAI!!!
DAN DEMI LELUHUR KAMI YANG MEMBERI AMANAT!!!
ATAS NAMA PRAJURIT YANG GAGAH PERKASA!!!
YANG MATI SYAHID MENDAHULUI KAMI!!!
AKAN KAMI TERUSKAN PERJUANGANMU!!!


SUSAHNYA JADI ORANG INDONESIA DI MALAYSIA

Kejadian tu berawal ketika Yati dan Susi kesulitan mencari kerja di kampung halaman mereka di Jawa Timur. Tante mereka, Yuni mengajak kedua keponakannya itu untuk mengais rezeki di Malaysia sebagai karyawan salon. Sang keponakan pun setuju.
Dengan penuh harap, Yati dan Susi menyimpan seribu mimpi karena mereka dijanjikan akan mendapatkan gaji Rp 5 juta setiap bulan. Namun mimpi berubah sejak malam pertama mereka tiba di Kuala Lumpur. Yati “dijual” kepada lelaki hidung belang dengan harga RM 200 untuk memberikan pelayanan semalam suntuk.
Yati dan Susi memang naas. Selama dua minggu, mereka dijual secara bergantian dari satu lelaki ke lelaki yang lain. Dengan bayaran RM 250 untuk memberikan pelayanan terbaiknya semalam penuh. Bahkan menurut pengkuan Yati, dari salah satu pelanggan yang ia berikan, ia pernah dititipkan sabu-sabu oleh pelanggannya sesuai kesepakatan yang telah dibuat dengan Yuni.