My Social Media Profile :
  • Bimbingan Konseling

    Diklat Pendidik Sebaya Angkatan III Kategori Pelajar dan Mahasiwa - Tahun 2012 yang diselenggarakan atas kerjasama UKM PIK STKIP PGRI Tulungagung dan BKKBN Kabupaten Tulungagung.
  • FORDIMAPELAR 2012

    Tahun 2012, Universitas Madura (Unira) menjadi tuan rumah pelaksanaan Forum Diskusi Mahasiswa Penelitian dan Penalaran (Fordimapelar) se-Jawa Timur.
  • HUT SIK KE-41

    Pagi Sabtu 31 Juli 2010, di depan Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (SIK) sekitar jam Sembilan pagi, para siswa, staf, guru, Komite Sekolah, orang tua murid, & para alumni mulai berdatangan memasuki kawasan sekolah untuk menghadiri acara peringatan HUT SIK Ke-41
  • Pembangunan Desa

    Perlunya perencanaan keuangan bagi tiap keluarga di desa yang terintegrasi dengan konsultasi dari pihak yang lebih kompeten seperti wakil dari pemerintah daerah, serta professional dari lembaga keuangan.
  • ALUMNI SIK

    Semoga kedepannya hasil output pendidikan nasional bisa berkontribusi secara nyata di masyarakat. Mewujudkan Generasi Emas Indonesia yang berdaya saing global serta kompeten dalam mengolah local genius.

Artikel Pilihan

Senin, 10 September 2012

Review Suzuki Satria F150 2012

Pertama artikel ini bukan untuk promosi. Saya pribadi menulis hanya untuk share apa yang saya rasakan setelah menggunakan motor Suzuki Satria F150. Karena itu artikel ini lebih bersifat subjektif, namun juga bisa dijadikan pertimbangan saat Anda ingin membeli produk Suzuki yang satu ini. Saya telah melihat berbagai review sebelumnya dari kalangan blogger, dan praktisi otomotif roda dua yang membahas hal ini. Semga apa yang saya tulis bisa menjadi referensi tambahan. Berikut adalah beberapa kelebihan dan kekurangan motor Suzuki Satria F150 menurut analisa saya.


Kelebihan: 
1. Kesan pertama dari si bebek super ini adalah tampilannya yang simple, namun bergaya sporty dan modis. 2. Sesuai digunakan baik di perkotaan, pinggiran kota, maupun pedesaan. Karena kapasitas mesin yang besar, dan rangkanya yang roso.
3. Nyaman untuk digunakan sehari - hari. Sesuai untuk menembus kemacetan, dan tetap nyaman di tikungan maupun tanjakan. Sesuai dengan selera anak muda, untuk kalangan pelajar, mahasiswa.
4. Body yang simple memudahkan saat proses dibersihkan.
5. Dengan kapasitas mesin 150cc, ditambah desain yang agresif, namun bisa digunakan santai maupun dengan kecepatan tinggi di jalanan. 
6. Yang paling penting, ditambahkannya berbagai fitur canggih pada motor hyperunderbone ini. Antara lain  mesin 150cc DOHC, 6 speed transmissions, Automatic Headlamp On (AHO), speedometer digital untuk akurasi kecepatan, knalpot racing plus sporty mufler, three riding mode (Eco, Sport, Normal).

 

Kekurangan: 
1. Yang pasti dirasakan tiap pemilik motor yang satu ini pasti konsumsi bahan bakar yang terhitung boros, sehingga harus sering mampir ke SPBU.
2. Tempat duduk yang didesain sempit. Bagi rider berpostur tubuh besar agak kesulitan saat duduk dan berboncengan.
3. Desain spion yang memberikan jangkauan penglihatan ke belakang kurang optimal.
4.Tidak ada bagasi untuk mrnyimpan barang, atau jas hujan.
5. Terakhir, yang banyak didiskusikan yaitu posisi ridingnya. Kadang orang menilai posisi ridingnya terlalu membungkuk ke depan. Namun sebenarnya pihak Suzuki sendiri sudah memberikan contoh posidi riding yang baik dan benar di buku panduan.

Akhirnya, dibalik berbagai kelebihan dan kekurangan tersebut, bisa disimoulkan bahwa tiada produk yang sempurna. Konsumen harus bijak dalam memilih dan menggunakannya. Motor yang digunakan rutin namun tetap dirawat pasti kondisinya juga tetap prima. Tiap orang beda gaya, beda obsesi, beda tujuan. Yang pasti, Satria...bikin loe "beda".

Mengurangi Beban Kurikulum

Masyarakat yang pragmatis seringkali mengganggap pendidikan sebagai jalan mencapai kesejahteraan yang lebih baik. Pendidikan kemudian "beralih fungsi" menjadi jalan pintas meraih hidup sejahtera. Ketika hasil pendidikan, terutama pendidikan di sekolah tidak sesuai dengan harapan awal dan bertolak belakang dengan realitas di masyarakat, serta hal yang dipeloleh di sekolah tidak bisa diterapkan secara langsung untuk memperoleh imbal balik secara ekonomis. Lantas, buat apa sekolah ? Keadaan seperti inilah menjadi penyebab menurunnya kualitas pendidikan itu sendiri, terutama pendidikan di sekolah. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Perserikatan Bangsa - Bangsa (PBB) melalui Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan (UNESCO) dalam Education for All (EFA) Global Monitoring Report 2011: The Hidden Crisis, Armed Conflict and Education, dinyatakan Education Development Index (EDI) Indonesia masih berada pada posisi menengah ke bawah. Data empat tahun terakhir adalah pada posisi ke-69 (2008),posisi ke-(2009), posisi ke-65 (2010), sementara pada tahun 2011 menempati posisi ke-69. Tahun 2011,total nilai EDI Indonesia adalah 0,934. Untuk gambaran, EDI dikatakan tinggi jika mencapai 0,950 - 1. Kategori menengah 0,800 - 0,949, sedangkan kategori rendah di bawah 0, 800. 

Total nilai EDI tersebut diperoleh dari rangkuman perolehan empat indikator, yaitu angka partisiasi pendidikan dasar, angka melek huruf usia 15 tahun ke atas, angka partisipasi menurut kesetaraan gender, dan angka bertahan siswa hingga kelas V Sekolah Dasar. Gambaran inilah yang sekarang sedang menjadi sorotan internasional terhadap permasalahan pendidikan yang dihadapi Indonesia. Kurikulum pendidikan yang diterapkan di Indonesia terlalu kompleks dibandingkan kurikulum pendidikan yang diajarkan di sekolah - sekolah negara maju sehingga banyak siswa di Indonesia merasa dipaksa untuk menguasai materi/ ketrampilan yang sebenarnya tidak sesuai dengan bakat mereka. Dari semua mata pelajaran yang diajarkan selama proses belajar mengajar, siswa diwajibkan untuk menguasai semua mata pelajaran. Memang, idealnya jika siswa benar - benar kompeten dan memiliki kemampuan awal yang mumpuni, tentu kuantitas dari kurikulum  pendidikan Indonesia tersebut tidak akan menjadi masalah dan membebani siswa. Namun kenyataan yang terjadi adalah sebaliknya. 

Siswa memiliki motivasi yang berbeda dan yang kurang memiliki kompetensi akan mengalami kejenuhan dalam proses belajar mengajar. Selain itu, kurikulum di Indonesia masih tertumpu pada kemampuan kognitif semakin membuat bakat siswa secara praktik kurang berkembang. Siswa akhirnya mengetahui banyak hal tapi tidak menguasai satu hal pun. Di sisi yang lain, selama ini guru cenderung mengejar target kurikulum, bahkan kurikulum yang padat menyebabkan kemungkinan sekolah menambah jam belajar sendiri dan membebani siswa dengan lebih banyak lagi pekerjaan rumah. Pengurangan beban kurikulum bisa dilaksanakan terutama untuk Sekolah Dasar, dan Sekolah Menengah Pertama. Muatan pelajaran hingga sebatas yang benar - benar diperlukan, mempersiapkan siswa untuk memecahkan permasalahan di lingkungan, meraih sejahtera secara fisik, mental dan spiritual. Ringkasnya, membekali siswa dengan life skills. Hasilnya, bakat siswa bisa dikembangkan dengan baik dan menjawab tantangan masyarakat yang pragmatis terhadap pendidikan formal Indonesia.

Jumat, 07 September 2012

Munir dan Reformasi Militer


Sebagai tokoh pejuang HAM yang gigih dan pantang menyerah, gagasan dan pemikiran Munir dalam penegakan HAM mensyaratkan perlunya melakukan reformasi militer guna tercipta tentara profesional yang menghormati HAM, tunduk terhadap supremasi sipil dan prinsip negara hukum, akuntabel, tak berpolitik dan berbisnis, serta ahli dalam bidangnya. Dalam konteks itu, usaha mengawal dan mengkritisi pembahasan RUU Keamanan Nasional di parlemen jadi penting dilakukan oleh masyarakat sipil. Hal ini mengingat draf yang diajukan pemerintah itu memuat pasal-pasal bermasalah yang dapat mengembalikan peran TNI seperti pada masa lalu.Meski reformasi militer sudah meraih beberapa capaian positif, masih terdapat beberapa agenda krusial yang menjadi pekerjaan rumah pejuang HAM, khususnya terkait penuntasan agenda reformasi peradilan militer. Kritik Munir bahwa peradilan militer sering kali jadi sarana impunitas oknum TNI yang melanggar HAM masih tetap relevan hingga saat ini. Oleh karena itu, gagasan melakukan reformasi peradilan militer dengan melakukan perubahan terhadap UU No 31/1997 tentang Peradilan Militer adalah salah satu agenda penting yang sering disuarakan almarhum.

Sayangnya pembahasan perubahan UU No 31/1997 ini terus mengalami jalan buntu. Pemerintah dan parlemen periode 2004-2009 gagal mewujudkan perubahan tersebut. Tidak hanya itu, revisi legislasi ini pun bahkan tidak masuk dalam agenda prolegnas tahun 2012 maupun 2013. Padahal, agenda reformasi peradilan militer secara tersirat dan tersurat telah jadi mandat UU No 34/2004 tentang TNI. Gagasan Munir dalam mewujudkan tentara yang profesional juga terlihat dari pemikirannya tentang pentingnya peningkatan kesejahteraan prajurit bagi anggota TNI. Hal itu dilontarkan almarhum semasa hidup dalam beberapa forum diskusi ataupun dalam perbincangan antara almarhum dan penulis. Sahabat Munir, Ikrar Nusa Bakti, juga mengakui perjuangan meningkatkan kesejahteraan prajurit adalah bagian perjuangan Munir dalam membahas UU TNI. Meski saat ini gaji prajurit meningkat, hal itu belum cukup memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari para prajurit tamtama dan bintara. Kabar adanya prajurit yang menyambi kerja lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya akibat kesejahteraan yang minim masih kerap terdengar. Belum lagi masih adanya dugaan kasus uang lauk-pauk dan uang tunjangan prajurit yang dikorup atasannya.

Sindrom Hari Senin



Biasanya secara emosional dan psikologis rata-rata orang benci dengan hari Senin, tertanam di pikiran kalau Senin itu selalu jadi hari yang sibuk dan super menyebalkan. Bahkan sampai ada pameo “ I hate Monday”“ Senin Neraka Jahanam”, “ Senin Terkutuk” dan ada lagu khusus yang sangat populer di chart terhormat di Inggris pada tahun 1979 yaitu lagu ‘I don’t like Monday’ yang tulis oleh orang Sir Bob Geldof [dia mendapat gelar bangsawan dari Kerajaan Inggris] dan dinyanyikan oleh The Boomtown Rats. Dan ada pula komunitas-komunitas media sosial “ I hate Monday”. Namun coba deh kita cerna pelan-pelan, apakah yang beda di hari Senin untuk anda? di seluruh dunia , ada istilah
Kalau untuk saya pribadi ternyata setelah ditimbang dan dianalisa hari Senin sama aja tuh, dengan aktivitas yang sama, kegiatan yang sama, beban kerjaan yang sama. Tapi kenapa saya juga benci dan mengutuki hari Senin yang ga salah apa-apa? Syndrome benci hari Senin biasanya mulai muncul pada minggu malam atau di akhir weekend dan akan semakin memuncak di Senin pagi harinya. Syndrome ini muncul karena perbedaan load pekerjaan yang kontras di hari sabtu-minggu dan hari Senin, setelah santai banget eh langsung menghadapi aktivitas yang padat. Load kerjaan yang kontras ini menyebabkan muncul sugesti dan repetisi kalau Senin itu “ nyebelin”. Sugesti adalah proses yang mempengaruhi seseorang sehingga menerima pikiran dan keyakinan, tanpa bersikap kritis. Repetisi “Senin neraka jahanam” yang terulang-ulang dengan intensitas tinggi pada otak akan membuat kita sangat percaya bahwa Senin memang menyebalkan dan terbawa pada semua aktivitas kita, jadi males kerja dan ogah-ogahan. “You are what you think” atau” your activities depend on your mind”, nah itu yang bikin hari Senin emang jadi menyebalkan, tak lain tak bukan ya karena pikiran kita sendiri.


Terus apa iya kita mau selamanya terjebak dalam pikiran dan siksaan kalau hari Senin itu menyebalkan. Kalau saya tidak mau lagi. Kita lah yang wajib mengubah diri kita sendiri untuk menanamkan ke alam bawah sadar bahwa Senin akan tetap baik-baik saja. Perlu bantuan psikolog untuk menanamkan ini? Nggak lah ngabis-ngabisin duit lagi, kita sendiri bisa kok. Mari kita pikirkan apa saja yang bisa kita wujudkan selama 24 jam di hari Senin. Kalau di otak lagi dijejali pikiran meeting yang membosankan atau menguras energi ya kita ubah misal aja di meeting ini sebagai ajang unjuk kompetensi kita “ pamer kesaktian “ atau bayangin ketemu klien baru yang “good looking”. Lebih asik kan.
Berita Selengkapnya, Klik di Sini.

My Slide Show Project




Diklat Pendidik Sebaya Angkatan III Kategori Pelajar dan Mahasiwa - Tahun 2012 yang diselenggarakan atas kerjasama UKM PIK STKIP PGRI Tulungagung  dan BKKBN Kabupaten Tulungagung.

 
Tahun 2012, Universitas Madura (Unira) menjadi tuan rumah pelaksanaan Forum Diskusi Mahasiswa Penelitian dan Penalaran (Fordimapelar) se-Jawa Timur. Acara tersebut merupakan agenda tahunan yang rutin dilaksanakan dengan kerjasama Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) penelitian dan penalaran dari berbagai kampus.


Pagi Sabtu 31 Juli 2010, di depan Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (SIK) sekitar jam Sembilan pagi, para siswa, staf, guru, Komite Sekolah, orang tua murid, & para alumni mulai berdatangan memasuki kawasan sekolah untuk menghadiri acara peringatan HUT SIK Ke-41.
 
Perlunya perencanaan keuangan bagi tiap keluarga di desa yang terintegrasi dengan konsultasi dari pihak yang lebih kompeten seperti wakil dari pemerintah daerah, serta professional dari lembaga keuangan. 

Semoga kedepannya hasil output pendidikan nasional bisa berkontribusi secara nyata di masyarakat. Mewujudkan Generasi Emas Indonesia yang berdaya saing global serta komptene dalam mengolah local genius.