-
Bimbingan Konseling
Diklat Pendidik Sebaya Angkatan III Kategori Pelajar dan Mahasiwa - Tahun 2012 yang diselenggarakan atas kerjasama UKM PIK STKIP PGRI Tulungagung dan BKKBN Kabupaten Tulungagung. -
FORDIMAPELAR 2012
Tahun 2012, Universitas Madura (Unira) menjadi tuan rumah pelaksanaan Forum Diskusi Mahasiswa Penelitian dan Penalaran (Fordimapelar) se-Jawa Timur. -
HUT SIK KE-41
Pagi Sabtu 31 Juli 2010, di depan Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (SIK) sekitar jam Sembilan pagi, para siswa, staf, guru, Komite Sekolah, orang tua murid, & para alumni mulai berdatangan memasuki kawasan sekolah untuk menghadiri acara peringatan HUT SIK Ke-41 -
Pembangunan Desa
Perlunya perencanaan keuangan bagi tiap keluarga di desa yang terintegrasi dengan konsultasi dari pihak yang lebih kompeten seperti wakil dari pemerintah daerah, serta professional dari lembaga keuangan. -
ALUMNI SIK
Semoga kedepannya hasil output pendidikan nasional bisa berkontribusi secara nyata di masyarakat. Mewujudkan Generasi Emas Indonesia yang berdaya saing global serta kompeten dalam mengolah local genius.
Artikel Pilihan
-
Semakin banyak koperasi masuk desa, utamanya koperasi berbentuk serba usaha dan simpan pinjam. Mulai dari yang bermodal kecil dan dimilik...
Rabu, 03 September 2008
BANGSAKU DI TANAH MELAYU
Mereka tidak bisa menyakiti
Jika mengingat bagaimana aku pernah dihina karena aku seorang Indonesia, atau merasa begitu terhina karena saudara-saudaraku selalu disakiti. Namun hati ini telah bertekad bulat. Mereka tidak akan bisa menyakiti lagi. Tidak ada yang mampu menyakiti hati ini kecuali diri sendiri. Apapun yang mereka katakan, apapun yang mereka lakukan, mereka tak mampu menyakiti. Apalagi membuat jatuh dan tidak terbangun lagi.
Wahai saudara sebangsaku, meskipun engkau pernah merasa dihina ataupun masih terasa dihina, janganlah putus asa. Saya yakin saudara-saudara akan terus datang ke tanah melayu ini dan berjuang demi penghidupan. Saya rasa, itu semua hak manusia untuk mengembara dan berjuang mendapatkan penghidupan.
Jika satu diantara saudaraku setanah airku merasa sakit, penderitaan itu akan dibagi pada semua rakyat Indonesia. Bukan saja dua juta rakyat Indonesia di Malaysia. Namun pada hampir 300 kuta jumlah rakyat Indonesia. Maka rasa sakit sebesar apapun tidak mampu menyakiti satu per satu saudaraku. Mereka tidak mampu dan tidak akan pernah bisa.
Kembali kepangkuan Negeri.
Jika telah sampai pada masanya, masing-masing akan kembali untuk membangun negeri Indonesia tercinta. Saat ini, saya mengerti, satu per satu rakyat Indonesia berjuang memenuhi impian yang belum dapat disemai di bumi ibu pertiwi. Bila impian sudah terpenuhi, jangan lupa untuk kembali kepangkuan negeri.
Marilah kita membangun bangsa dan Negara Indonesia, agar masing-masing dari kita dapat merasa bangga. Suatu saat kita pasti akan terbangga karena nilai tukar rupiah kita mampu meruntuhkan Dollar maupun Euro. Nanti kalau mimpi satu per satu telah terpenuhi. Mari kembali dan bangun negeri. Mari berjuang usung mimpi Ibu Pertiwi.
Jika mengingat bagaimana aku pernah dihina karena aku seorang Indonesia, atau merasa begitu terhina karena saudara-saudaraku selalu disakiti. Namun hati ini telah bertekad bulat. Mereka tidak akan bisa menyakiti lagi. Tidak ada yang mampu menyakiti hati ini kecuali diri sendiri. Apapun yang mereka katakan, apapun yang mereka lakukan, mereka tak mampu menyakiti. Apalagi membuat jatuh dan tidak terbangun lagi.
Wahai saudara sebangsaku, meskipun engkau pernah merasa dihina ataupun masih terasa dihina, janganlah putus asa. Saya yakin saudara-saudara akan terus datang ke tanah melayu ini dan berjuang demi penghidupan. Saya rasa, itu semua hak manusia untuk mengembara dan berjuang mendapatkan penghidupan.
Jika satu diantara saudaraku setanah airku merasa sakit, penderitaan itu akan dibagi pada semua rakyat Indonesia. Bukan saja dua juta rakyat Indonesia di Malaysia. Namun pada hampir 300 kuta jumlah rakyat Indonesia. Maka rasa sakit sebesar apapun tidak mampu menyakiti satu per satu saudaraku. Mereka tidak mampu dan tidak akan pernah bisa.
Kembali kepangkuan Negeri.
Jika telah sampai pada masanya, masing-masing akan kembali untuk membangun negeri Indonesia tercinta. Saat ini, saya mengerti, satu per satu rakyat Indonesia berjuang memenuhi impian yang belum dapat disemai di bumi ibu pertiwi. Bila impian sudah terpenuhi, jangan lupa untuk kembali kepangkuan negeri.
Marilah kita membangun bangsa dan Negara Indonesia, agar masing-masing dari kita dapat merasa bangga. Suatu saat kita pasti akan terbangga karena nilai tukar rupiah kita mampu meruntuhkan Dollar maupun Euro. Nanti kalau mimpi satu per satu telah terpenuhi. Mari kembali dan bangun negeri. Mari berjuang usung mimpi Ibu Pertiwi.
0 comments:
Posting Komentar