-
Bimbingan Konseling
Diklat Pendidik Sebaya Angkatan III Kategori Pelajar dan Mahasiwa - Tahun 2012 yang diselenggarakan atas kerjasama UKM PIK STKIP PGRI Tulungagung dan BKKBN Kabupaten Tulungagung. -
FORDIMAPELAR 2012
Tahun 2012, Universitas Madura (Unira) menjadi tuan rumah pelaksanaan Forum Diskusi Mahasiswa Penelitian dan Penalaran (Fordimapelar) se-Jawa Timur. -
HUT SIK KE-41
Pagi Sabtu 31 Juli 2010, di depan Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (SIK) sekitar jam Sembilan pagi, para siswa, staf, guru, Komite Sekolah, orang tua murid, & para alumni mulai berdatangan memasuki kawasan sekolah untuk menghadiri acara peringatan HUT SIK Ke-41 -
Pembangunan Desa
Perlunya perencanaan keuangan bagi tiap keluarga di desa yang terintegrasi dengan konsultasi dari pihak yang lebih kompeten seperti wakil dari pemerintah daerah, serta professional dari lembaga keuangan. -
ALUMNI SIK
Semoga kedepannya hasil output pendidikan nasional bisa berkontribusi secara nyata di masyarakat. Mewujudkan Generasi Emas Indonesia yang berdaya saing global serta kompeten dalam mengolah local genius.
Artikel Pilihan
-
Semakin banyak koperasi masuk desa, utamanya koperasi berbentuk serba usaha dan simpan pinjam. Mulai dari yang bermodal kecil dan dimilik...
Senin, 29 Desember 2014
Industri Kreatif Indonesia : Peran Teknologi Informatika dan Telekomunikasi Dalam Rangka Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015
PENGANTAR :
Secara
singkat Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) berawal dari gagasan pada satu dekade
lalu, para pemimpin ASEAN sepakat membentuk sebuah pasar tunggal di kawasan
Asia Tenggara pada akhir 2015 mendatang. Ini dilakukan agar daya saing ASEAN meningkat
serta bisa menyaingi China dan India untuk menarik investasi asing. Penanaman
modal asing di wilayah ini sangat dibutuhkan untuk meningkatkan lapangan
pekerjaan dan meningkatkan kesejahteraan. Untuk lebih mudah memahaminya, MEA secara
kreatif visual-audio yakni sesuai dengan video berikut ini :
Sumber : ASEAN Secretariat
(upload via Youtube : https://www.youtube.com/watch?v=YrnK5UQDdO0)
Lantas,
apa keterkaitan Industri Kreatif Indonesia dengan peran teknologi informatika dan
telekomunikasi dalam rangka menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 ?
Untuk mengetahui dan memahami hal tersebut, mari kita simak pertanyaan serta penjelasan
berikut ini :
Saat
ini, Industri Kreatif Indonesia mulai menjadi perhatian utama sebagian
besar negara di dunia, karena sangat diyakini, bahwa Industri Kreatif
Indonesia mampu memberikan kontribusi perekonomian secara signifikan dan
berkesinambungan. Indonesia diproyeksikan akan menjadi salah satu
pusat ekonomi kreatif dunia setidaknya dalam 10 tahun ke depan mengingat hingga
saat ini banyak produk kreatif karya anak bangsa Indonesia telah
dikenal dan dipergunakan di banyak negara di luar negeri.[1] Dengan berbagai
modal awal yang dimiliki Indonesia, mulai dari budaya dan tradisi seni
yang kreatif, sumber daya alam yang melimpah, dan generasi muda yang banyak
berikut populasi penduduk yang besar, lantas Indonesia perlu
kerja keras untuk menyatukan upaya-upaya sekaligus produk-produk
kreatif anak bangsa Indonesia dalam satu wadah yang berkelanjutan.
Beberapa modal
lain yang turut mendorong pertumbuhan Industri Kreatif Indonesia seperti sudah
mulai adanya kesadaran untuk menumbuhkan talenta, memperkuat capacity building, membangun ruang publik, serta proteksi HAKI.
Sehingga, dengan beberapa modal awal tersebut bisa mendorong untuk pembukaan jejaring
pasar yang lebih luas untuk para creator.
Sekali lagi, memang dibutuhkan kerja keras dan adanya perubahan paradigma
di kalangan pemerintah dan dunia bisnis.
Sekarang,
masyarakat Indonesia sudah memahami ranah industri kreatif dengan baik, begitu
juga pola pembangunan dan pengenbangannya. Karena, pada dasarnya di
dalam industri kreatif, kreatifitaslah yang memegang peranan sentral
sebagai sumber daya utama. Industri kreatif lebih banyak membutuhkan
sumber daya kreatif yang berasal dari kreatifitas manusia daripada sumber daya
fisik. Dengan catatan, sumber daya fisik tetap diperlukan terutama dalam
peranannya sebagai media kreatif. Saat ini, secara umum ranah Industri
Kreatif Indonesia seperti yang ditunjukkan gambar berikut ini :
2. Bercermin Pada Data dan
Fakta,Lantas Bagaimana Perkembangan Industri Kreatif Indonesia ?
Mencengangkan
memang bila bercermin pada data Industri Kreatif Indonesia. Sumbangan
industri kreatif terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sudah mencapai 7-8% atau
sekitar 140 trilyun rupiah, dimana kontribusi sektor ekonomi kreatif
terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Melihat data awal, jika
pada tahun 2010 mencapai Rp 472,8 triliun dan mampu menyerap 11,49 juta tenaga
kerja dan pada 2011 naik menjadi Rp 526 triliun dengan serapan 11,51 juta
tenaga kerja sedangkan pada tahun 2012 telah menjadi Rp 573,4
triliun dengan serapan 11,57 juta tenaga kerja,[2] maka
tren positif ini relatif akan terus berlanjut dalam jangka panjang (10–15
Tahun).
Perkembangan Industri
Kreatif Indonesia merupakan salah satu penopang pertumbuhan positif
ekonomi nasional. Peran besar Industri Kreatif Indonesia yang
digerakkan oleh komunitas anak muda seperti jasa desain grafis sampai produksi
iklan, jingle, animasi dan game, akan relatif semakin
besar di waktu yang akan datang. Bercermin pada fakta tersebut, besarnya
potensi industri kreatif harus mulai diperhatikan dan menjadi fokus pemerintah
untuk meningkatkan perannya.
Lebih
lanjut lagi, selain kontribusi ekonomi, Industri Kreatif Indonesia juga mampu
menunjukkan citra positif bagi bangsa Indonesia. Industri Kreatif Indonesia
merupakan cara yang paling ampuh dalam melestarikan budaya beserta aneka
ragamnya.
Esensinya,
industri kreatif dipahami sebagai pemanfaatan kreatifitas, keterampilan serta
bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan kerja dengan
mengeksploitasi daya kreasi dan daya cipta. Melalui pemahaman yang benar, serta
dengan terciptanya hubungan saling menguntungkan antara pelaku budaya beserta
aneka ragamnya dengan pelaku budaya itu sendiri, sudah selayaknya, kini
Industri Kreatif Indonesia telah menjelma menjadi kekuatan baru bagi bangsa
Indonesia.
3. Pada Saat yang Bersamaan,
Bagaimana Peran Teknologi Informatika dan Telekomunikasi Terhadap Berbagai
Sektor dalam Industri Kreatif Indonesia ?
Esensinya,
Teknologi Informasi (TI) hasil rekayasa manusia terhadap proses penyampaian
informasi dari bagian pengirim ke penerima sehingga pengiriman informasi
tersebut akan lebih cepat, lebih luas sebarannya, dan lebih lama
penyimpanannya. Sedangkan industri kreatif itu sendiri dapat diartikan sebagai
industri yang berasal dari pemanfaatan kreatifitas, ketrampilan serta bakat
individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan dengan
menghasilkan dan mengeksploitasi daya kreasi dan daya cipta individu. Industri
kreatif bertujuan untuk membantu perekonomian nasional dan industri di tanah
air.
Perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi di Indonesia belakangan ini terbilang cukup
pesat. Pada 2010, jumlah pengguna telepon selular (ponsel) mencapai 160 juta, fixed wireless access (FWA) 25,5
juta, dan internet mencapai 45 juta. Dua tahun kemudian perubahan bergerak
pasti. Pengguna internet tumbuh menjadi 55 juta, dengan 12 juta di
antaranya mengakses melalui komputer pribadi sedangkan pengguna ponsel
bertambah pada kisaran 255 juta.[3] Fenomena
pertumbuhan konsumen digital tidak berhenti sampai di situ. Pertumbuhan
pengguna media sosial di Indonesia juga terbilang sangat tinggi.
Pada
saat yang bersamaan, peran Teknologi informasi terhadap Industri
Kreatif dan pola kebangkitan kreatifitas menuju bangsa yang besar adalah
sangat penting dan memiliki kontribusi yang relatif besar. Pada dasarnya
di Indonesia, Setidaknya, ada lima peran penting teknologi
informatika dan komunikasi dalam menunjang pertumbuhan bisnis Industri
Kreatif Indonesia, seperti ditunjukkan pada gambar berikut ini :
4. Lantas, Bagaimana Kesiapan
Pelaku Industri Kreatif Indonesia dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN
(MEA) 2015 ?
Pemberdayaan
Sumber Daya Manusia (SDM) dan penghargaan hasil karya serta kreatifitas anak
bangsa merupakan salah satu jawaban yang paling tepat untuk menghadapi
tantangan di kancah ASEAN, karena jika pemberdayaan dan penghargaan yang kurang
akan memacu sumber daya tersebut mengembangkan diri di negeri orang, dalam hal
ini negara dalam ruang lingkup ASEAN karena pada dasarnya MEA memang kompetisi
mendapatkan tenaga kreatif dari segenap negara ASEAN.
Kunci
bagi Indonesia menghadapi MEA selain dari modal awal yang dimiliki
Indonesia, mulai dari budaya dan tradisi seni yang kreatif, sumber daya
alam yang melimpah, dan generasi muda yang banyak berikut populasi penduduk
yang bsar adalah dukungan dari pengembangan media komunikasi sehingga
produk kreatif yang dihasilkan oleh pelaku Industri Kreatif Indonesia bisa
dengan efektif dan efisien menjangkau golongan sasaran dalam pasar konsumen.
Selanjutnya, perangkat yang lebih mendukung lagi yakni pola pengembangan software, web,
online marketing, serta product branding sehingga daya saing tidak
hanya mengacu pada penggunaan perangkat dan pola pengembangan yang harus di
beli dari negara lain atau diproduksi oleh negara lain, tetapi bisa diproduksi
dan diolah di Indonesia.
Pertanyaannya,
mampukah Indonesia ? Tentu saja kita mampu, karena Pemberdayaan Sumber Daya
Manusia (SDM) dan penghargaan hasil karya serta kreatifitas anak bangsa di
Indonesia sangat banyak yang memiliki potensi serta tren positif. Berikut ini
merupakan video dokumentasi pribadi penulis (penampilan siswa-siswi Sekolah
Indonesia di Kuala Lumpur) yang menunjukkan kreatifitas anak bangsa di kancah
ASEAN :
Sumber : Dokumentasi Pribadi
ASEAN
dengan MEA menjadi seperti sebuah konsep negara federasi yang baru. Menjanjikan
kekuatan ekonomi yang baru, yang diproyeksikan sebagai penyeimbang kekuatan
ekonomi global. Melalui MEA, ASEAN menjadi sebuah tatanan masyarakat yang baru
dimana Negara-negara anggotanya bebas untuk melakukan aktivitas ekonominya baik
dalam barang dan jasa. Dengan pencapaian tersebut, maka ASEAN akan menjadi
pasar tunggal dan basis produksi dimana terjadi arus barang, jasa, investasi
dan tenaga terampil yang bebas serta aliran modal yang lebih bebas. Adanya
aliran komoditi dan faktor produksi tersebut diharapkan membawa ASEAN menjadi
kawasan yang makmur dan kompetitif dengan perkembangan ekonomi yang merata,
serta menurunnya tingkat kemiskinan dan perbedaan sosial-ekonomi di kawasan
ASEAN.
5. Selanjutnya, Bagaimana Membentuk
Sinergi untuk Memajukan Industri Kreatif Indonesia dalam Menghadapi Masyarakat
Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 ?
Berbeda
dengan karakteristik industri pada umumnya, Industri Kreatif Indonesia
merupakan kelompok industri yang terdiri dari berbagai jenis industri yang
masing masing memiliki keterkaitan dalam proses pengeksploitasian ide
atau kekayaan intelektual (intelectual
property) menjadi nilai ekonomi
tinggi yang dapat mengurangi tingkat penganggutan dan meningkatkan jumlah
lapangan pekerjaan.
Dilihat
dari sudut pandang pelaksanaan MEA, terutama dari segi ketenagakerjaan,
terdapat kesempatan yang sangat besar bagi para pencari kerja karena dapat
banyak tersedia lapangan kerja dengan berbagai kebutuhan akan keahlian yang
beraneka ragam. Selain itu, akses untuk pergi ke luar negeri dalam ruang
lingkup ASEAN dalam rangka mencari pekerjaan menjadi lebih mudah bahkan bisa
jadi tanpa ada hambatan tertentu. Berkaitan dengan pola perpindahan tenaga
kerja dan tenaga ahli, maka MEA akan menghasilkan berbagai resiko
ketenagakerjaan. Akan tetapi, idealnya MEA memang menjadi kesempatan yang bagus
bagi pelaku Industri Kreatif Indonesia untuk mencari peluang terbaik sesuai
dengan kriteria dan kapasitas yang dimiliki.
Melihat
karakteristik Industri Kreatif Indonesia dan resiko ketenagakerjaan yang akan
dihasilkan dari pelaksanaan MEA, seharusnya pelaku Industri Kreatif Indonesia
bisa melihat apa saja yang menjadi poin–poin yang harus disinergikan pelaku
Industri Kreatif Indonesia beserta stakeholders maupun pemerintah beserta
swasta untuk menghadapi MEA. Sebagai gambaran umum, poin–poin penting tersebut
antara lain seperti pada gambar berikut ini :
6. Pada Akhirnya, Bagaimana Prospek
Industri Kreatif Indonesia di Masa Depan ?
Dewasa
ini ekonomi kreatif semakin mendapat perhatian serius karena dianggap sebagai
salah satu kekuatan besar pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Pertumbuhan
tersebut didorong oleh teknologi Internet yang tanpa batas, bahkan bisa
dikatakan ekonomi kreatif adalah gelombang keempat dan senjata rahasia di
Indonesia. Dengan melihat banyaknya peluang yang dimiliki Industri Kreatif
Indonesia, maka sudah selayaknyalah Teknologi informasi dikembangkan sebagai
salah satu wadah yang mampu mengembangkan sumberdaya manusia yang aktif,
kreatif dan memiliki potensi luar biasa. Dengan memberdayakan Industri Kreatif
Indonesia dan mengembangkan sumberdaya manusia yang kreatif akan turut
memajukan nama, martabat dan perekonomian bangsa. Kecintaan akan industri
kreatifitas bangsa dan turut serta pemerintah dalam memajukan industri kreatifitas
ini akan memberi peluang besar bagi pengembangan kreatifitas anak bangsa,
yang mampu menyerap tenaga kerja di berbagai bidang, dan menurunkan jumlah
pengangguran.
catatan
khusus : berbagai gambar dalam artikel ini merupakan dokumentasi pribadi penulis
yang diolah dari berbagai sumber.
[1] Kementerian
Perindustrian. 2013. Majalah Media Industri. Jakarta : Direktorat Jenderal
Perindustrian. URL : www.kemenperin.go.id/download/1272 diakses
24 Desember 2014.
[2] Kamar
Dagang dan Industri Indonesia. 2010. Roadmap Pembangunan Ekonomi Indonesia
2009–2014. Jakarta : Publikasi Kadin. URL : http://www.kadin-indonesia.or.id/enm/images/dokumen/KADIN-107-4057-16102009.pdf diakses
21 Desember 2014.
[3] Warta
Ekonomi Online. 2012. Peran TIK dalam Pertumbuhan Ekonomi. Jakarta :
wartaekonomi.co.id. URL : http://wartaekonomi.co.id/berita3131/peran-internet-terhadap-pertumbuhan-ekonomi.html diakses
21 Desember 2014.
Senin, 29 September 2014
Logo Baru STKIP PGRI Tulungagung
Gambar dalam post ini merupakan logo STKIP PGRI Tulungagung yang terbaru, yakni edisi 2014. Saya mengunggah dis sini karena akhir - akhir ini banyak mahasiswa baru maupun mahasiswa angkatan atas STKIP PGRI Tulungagung yang ingin mendapatkan file digital logo STKIP PGRI Tulungagung yang baru, entah itu untuk keperluan makalah, proposal, presentasi serta tugas kuliah lainnya. Akan tetapi, setelah mencari di beberapa website masih juga belum ditemukan file digital logo STKIP PGRI Tulungagung yang baru. Silahkan didownload, semoga bisa digunakan sebagaimana mestinya. Terakhir, semoga seluruh mahasiswa, baik mahasiswa baru maupun mahasiswa angkatan atas bisa menjalankan berbagai tugas kuliah dengan lancar, semoga sukses.
Minggu, 10 Agustus 2014
Review Artikel “Mengapa Jokowi ?”
Saya tertarik dengan pembahasan Agus Mulyadi (agusmulyadi.web.id) yang membahas Presiden terpilih kita, yakni Joko Widodo yang Anda tuangkan dalam artikel berjudul “Mengapa Jokowi ?” (http://www.agusmulyadi.web.id/2014/06/mengapa-jokowi.html) dan di-posting Tanggal 20 Juni 2014 yang lalu. Awalnya, saya membaca artikel tersebut dengan seksama, saya tertarik untuk memberikan semacam artikel balasan untuk menanggapi artikel yang Anda posting di blog pribadi Anda tersebut. Lantas, di sini saya bermaksud untuk memberikan sedikit review tentang opini – opini yang Anda tulis sekaligus juga memberikan sedikit review secara makro tentang Pilpres 2014 itu sendiri. Selanjutnya, saya membuat rincian bagian – bagian penting dari artikel Anda dan dalam waktu yang bersamaan saya menuliskan pendapat saya secara pribadi. Berikut ini bagian – bagian penting dalam artikel “Mengapa Jokowi ?” :
1. Bagian Awal :
Pada bagian awal, Agus Mulyadi (agusmulyadi.web.id) menulis : “Perlu digarisbawahi, saya tidak mendukung Jokowi, melainkan lebih mendukung Jokowi. Tolong bedakan. Saya mendukung Jokowi maupun Prabowo, karena bagaimanapun, saya yakin, baik Jokowi maupun Prabowo sama-sama punya visi yang baik untuk memajukan Indonesia. Namun karena saya harus memilih salah satu, saya memutuskan untuk lebih mendukung Jokowi.”
Untuk hal ini saya tidak sependapat, karena saya lebih memilih Prabowo. Dalam hal ini, saya berpendapat Prabowo lebihg memiliki karakter sebabagi pemimpin. Buktinya beliau memimpin banyak organisasi selepas pensiun sebagai militer. Dalam waktu bersamaan, Prabowo memiliki partai, Partai Gerindra. Dengan memiliki partai publik menjadi jelas akan arah pencalonannya. Prabowo berbeda dengan para tokoh lain yang tidak memiliki partai seperti Mahfud MD, Anies Baswedan, atau Dahlan Iskan. Saya juga yakin Prabowo juga sosok nasionalis yang mampu menjaga tanah air, pulau dan perairan Indonesia.
2. Bagian Penegasan :
Kemudian Agus Mulyadi (agusmulyadi.web.id) menambahkan, “Saya kagum dengan sosok Jokowi yang begitu santun dan sederhana. Walaupun beliau agak plegak-pleguk kalau bicara, namun menurut saya, beliau cerdas dan Banyak akal dalam menyelesaikan berbagai solusi pemerintahan yang dia pimpin.”
Sebenarnya, dari awal saya sudah merasakan media massa yang sebenarnya berperan dalam hal ini. Media cetak dan elektronik selalu menampilkan Slogan Jokowi-JK yang jujur, bersih, sederhana dan merakyat sebagai antitesa (lawan) dari keadaan atau kondisi kehidupan sekarang yang korup, borjuis, hedonis, dan permisive. Jokowi-JK benar-benar sedang membangun citra baru, sebagai tokoh jujur, bersih, sederhana dan merakyat. Gambaran ini terus di berikan kepada rakyat. Media massa juga menambahkan, Jokowi memiliki hobi mendengarkan musik rock dan gemar naik gunung semasa muda. Selain itu, masih banyak hal menarik yang dimiliki mantan Wali Kota Surakarta ini. Pemberitaan yang sempat meramaikan media massa sekaligus menjadi kontroversi yakni ketika Jokowi mendukung keberhasilan siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Solo dalam merakit mobil yang diberi nama Esemka. Jokowi bahkan menggunakan mobil Esemka sebagai mobil dinasnya dengan nomor polisi AD 1 A. Dalam hal ini, saya berpendapat citra/ sosok Jokowi yang suka blusukan dan mau menyapa rakyat memang disenangi. Namun karena keunggulan dan citra Jokowi itu dieksploitasi berlebihan untuk menarik minat publik, hasilnya justru kontraproduktif.
3. Bagian Tambahan :
Artikel “Mengapa Jokowi ?” (http://www.agusmulyadi.web.id/2014/06/mengapa-jokowi.html) berlanjut dengan statement : “Begitu Hijrah ke Jakarta, kompetensinya sebagai pemimpin pun kembali teruji. Bersama Ahok, Jokowi seolah menjelma menjadi Macan dingin yang mrantasi. Gaya blusukannya yang khas menjadikannya cepat populer di mata masyarakat.”
Jujur saja, untuk memimpin Jakarta, saya lebih menyukai gaya manajemen Ahok.Walau terlihat hampir tidak beda dengan ilmu manajemen kepemimpinan Jokowi, Ahok pun ternyata menerapkan ilmu manajemen kepemimpinan yang tidak kalah sederhananya yaitu “apa maunya saya”. Atas dasar penegakkan konstitusi, Ahok bergeming dalam banyak persoalan yang menjadi tanggung-jawabnya. Ahok maju tak gentar membela yang benar, Ahok melawan, Ahok menantang siapa saja yang berani melanggar konstitusi dan siap mati untuk itu.
1. Bagian Awal :
Pada bagian awal, Agus Mulyadi (agusmulyadi.web.id) menulis : “Perlu digarisbawahi, saya tidak mendukung Jokowi, melainkan lebih mendukung Jokowi. Tolong bedakan. Saya mendukung Jokowi maupun Prabowo, karena bagaimanapun, saya yakin, baik Jokowi maupun Prabowo sama-sama punya visi yang baik untuk memajukan Indonesia. Namun karena saya harus memilih salah satu, saya memutuskan untuk lebih mendukung Jokowi.”
Untuk hal ini saya tidak sependapat, karena saya lebih memilih Prabowo. Dalam hal ini, saya berpendapat Prabowo lebihg memiliki karakter sebabagi pemimpin. Buktinya beliau memimpin banyak organisasi selepas pensiun sebagai militer. Dalam waktu bersamaan, Prabowo memiliki partai, Partai Gerindra. Dengan memiliki partai publik menjadi jelas akan arah pencalonannya. Prabowo berbeda dengan para tokoh lain yang tidak memiliki partai seperti Mahfud MD, Anies Baswedan, atau Dahlan Iskan. Saya juga yakin Prabowo juga sosok nasionalis yang mampu menjaga tanah air, pulau dan perairan Indonesia.
2. Bagian Penegasan :
Kemudian Agus Mulyadi (agusmulyadi.web.id) menambahkan, “Saya kagum dengan sosok Jokowi yang begitu santun dan sederhana. Walaupun beliau agak plegak-pleguk kalau bicara, namun menurut saya, beliau cerdas dan Banyak akal dalam menyelesaikan berbagai solusi pemerintahan yang dia pimpin.”
Sebenarnya, dari awal saya sudah merasakan media massa yang sebenarnya berperan dalam hal ini. Media cetak dan elektronik selalu menampilkan Slogan Jokowi-JK yang jujur, bersih, sederhana dan merakyat sebagai antitesa (lawan) dari keadaan atau kondisi kehidupan sekarang yang korup, borjuis, hedonis, dan permisive. Jokowi-JK benar-benar sedang membangun citra baru, sebagai tokoh jujur, bersih, sederhana dan merakyat. Gambaran ini terus di berikan kepada rakyat. Media massa juga menambahkan, Jokowi memiliki hobi mendengarkan musik rock dan gemar naik gunung semasa muda. Selain itu, masih banyak hal menarik yang dimiliki mantan Wali Kota Surakarta ini. Pemberitaan yang sempat meramaikan media massa sekaligus menjadi kontroversi yakni ketika Jokowi mendukung keberhasilan siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Solo dalam merakit mobil yang diberi nama Esemka. Jokowi bahkan menggunakan mobil Esemka sebagai mobil dinasnya dengan nomor polisi AD 1 A. Dalam hal ini, saya berpendapat citra/ sosok Jokowi yang suka blusukan dan mau menyapa rakyat memang disenangi. Namun karena keunggulan dan citra Jokowi itu dieksploitasi berlebihan untuk menarik minat publik, hasilnya justru kontraproduktif.
3. Bagian Tambahan :
Artikel “Mengapa Jokowi ?” (http://www.agusmulyadi.web.id/2014/06/mengapa-jokowi.html) berlanjut dengan statement : “Begitu Hijrah ke Jakarta, kompetensinya sebagai pemimpin pun kembali teruji. Bersama Ahok, Jokowi seolah menjelma menjadi Macan dingin yang mrantasi. Gaya blusukannya yang khas menjadikannya cepat populer di mata masyarakat.”
Jujur saja, untuk memimpin Jakarta, saya lebih menyukai gaya manajemen Ahok.Walau terlihat hampir tidak beda dengan ilmu manajemen kepemimpinan Jokowi, Ahok pun ternyata menerapkan ilmu manajemen kepemimpinan yang tidak kalah sederhananya yaitu “apa maunya saya”. Atas dasar penegakkan konstitusi, Ahok bergeming dalam banyak persoalan yang menjadi tanggung-jawabnya. Ahok maju tak gentar membela yang benar, Ahok melawan, Ahok menantang siapa saja yang berani melanggar konstitusi dan siap mati untuk itu.
4. Bagian Akhir :
Di akhir artikel, Agus Mulyadi (agusmulyadi.web.id) menulis “Pada akhirnya, saya agaknya harus kembali menegaskan, bahwasanya saya lebih memilih Jokowi ketimbang Prabowo. Tapi sejujurnya, saya merasa masygul ketika tokoh Sebrilian Prabowo dan setulus Jokowi harus bertarung satu sama lain.”
Menurut sudut pandang saya, Jokowi yang saat ini terpilih sebagai Presiden ke - 7 Republik Indonesia memiliki sebenarnya kisah menarik dalam kehidupannya yang belum banyak mendapatkan sorotan dari media massa. Saya percaya, terpilihnya Jokowi menjadi Gubernur hingga menuju kursi orang nomer satu di Indonesia sangat menarik untuk dicermati. Sebab, selama ini ia selalu menampilkan sosok “ndeso” dan sederhana kepada warga. Akhirnya, harapan saya, politik yang saat ini sangat bersahabat dengan kekuasaan, uang dan kemewahan. Akan tetapi kali ini saya berharap Jokowi tidak bersahabat dengan itu. Kepemimpinannya yang berasal dari hati, semoga menyentuh hati rakyat untuk tetap mendukung kepemimpinannya selama 5 tahun ke depan untuk Indonesia yang lebih baik.
Di akhir artikel, Agus Mulyadi (agusmulyadi.web.id) menulis “Pada akhirnya, saya agaknya harus kembali menegaskan, bahwasanya saya lebih memilih Jokowi ketimbang Prabowo. Tapi sejujurnya, saya merasa masygul ketika tokoh Sebrilian Prabowo dan setulus Jokowi harus bertarung satu sama lain.”
Menurut sudut pandang saya, Jokowi yang saat ini terpilih sebagai Presiden ke - 7 Republik Indonesia memiliki sebenarnya kisah menarik dalam kehidupannya yang belum banyak mendapatkan sorotan dari media massa. Saya percaya, terpilihnya Jokowi menjadi Gubernur hingga menuju kursi orang nomer satu di Indonesia sangat menarik untuk dicermati. Sebab, selama ini ia selalu menampilkan sosok “ndeso” dan sederhana kepada warga. Akhirnya, harapan saya, politik yang saat ini sangat bersahabat dengan kekuasaan, uang dan kemewahan. Akan tetapi kali ini saya berharap Jokowi tidak bersahabat dengan itu. Kepemimpinannya yang berasal dari hati, semoga menyentuh hati rakyat untuk tetap mendukung kepemimpinannya selama 5 tahun ke depan untuk Indonesia yang lebih baik.
Labels:
Agus Mulyadi,
agusmulyadi.web.id,
Mengapa Jokowi