-
Bimbingan Konseling
Diklat Pendidik Sebaya Angkatan III Kategori Pelajar dan Mahasiwa - Tahun 2012 yang diselenggarakan atas kerjasama UKM PIK STKIP PGRI Tulungagung dan BKKBN Kabupaten Tulungagung. -
FORDIMAPELAR 2012
Tahun 2012, Universitas Madura (Unira) menjadi tuan rumah pelaksanaan Forum Diskusi Mahasiswa Penelitian dan Penalaran (Fordimapelar) se-Jawa Timur. -
HUT SIK KE-41
Pagi Sabtu 31 Juli 2010, di depan Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (SIK) sekitar jam Sembilan pagi, para siswa, staf, guru, Komite Sekolah, orang tua murid, & para alumni mulai berdatangan memasuki kawasan sekolah untuk menghadiri acara peringatan HUT SIK Ke-41 -
Pembangunan Desa
Perlunya perencanaan keuangan bagi tiap keluarga di desa yang terintegrasi dengan konsultasi dari pihak yang lebih kompeten seperti wakil dari pemerintah daerah, serta professional dari lembaga keuangan. -
ALUMNI SIK
Semoga kedepannya hasil output pendidikan nasional bisa berkontribusi secara nyata di masyarakat. Mewujudkan Generasi Emas Indonesia yang berdaya saing global serta kompeten dalam mengolah local genius.
Artikel Pilihan
-
Semakin banyak koperasi masuk desa, utamanya koperasi berbentuk serba usaha dan simpan pinjam. Mulai dari yang bermodal kecil dan dimilik...
Kamis, 27 Desember 2012
Terobosan Baru 2013
Pada tahun 2013 dunia pendidikan akan melahirkan terobosan yang baru
yaitu akan lahir kurikulum yang baru (kurikulum 2013). Sepertinya
kurikulum yang akan lahir nanti menitik beratkan pada nilai prilaku,
nilai kepribadian, budi pekerti luhur atau lebih dikenal dengan
pendidikan karakter yang bermartabat. Saya tidak tahu latar belakangnya
mengapa nilai-nilai tersebut lebih diutamakan mulai tahun 2013, apakah
tahun-tahun sebelumnya tidak ditanamkan? Coba kita lihat pendidikan di
TK sudah lebih dulu menanamkan nilai-nilai karakter tersebut, atau ada
dampak lain dari lulusannya yang tidak melaksanakan niai-nilai
karakter? Ah enjoy saja deh. Saya sangat setuju dengan konsep Mendikbud dalam merancang kurikulum
baru untuk lebih mempertajam nilai-niai karakter berkonsultasi dengan
pihak pondok pesantren. Sehingga Mendikbud sangat mengharapkan masukan dari pada kiayai.
Memang ponpes memiliki pengalaman yang sangat luar biasa terkait
pendekatan kurikulum yang digunakan. Pesantren memiliki pengalaman yang
luar biasa dalam menanamkan nilai dan membentuk karakter santrinya. Ada pandangan dari para tokoh mengenai kurikulum pendidikan nasional
bahwa kurikulum pendidikan saat ini lebih terfokus pada penajaman
kemampuan kognitif dan cenderung meremehkan nilai dasar dari ilmu itu
sendiri, yakni perilaku dan karakter. Mata pelajaran kognitif dinilai
sampai detail, sedangkan untuk perilaku nilainya hanya menggunakan
huruf, sekelas bisa punya nilai sama. Untuk diketahui, pemerintah tengah serius mematangkan kurikulum
pendidikan nasional yang baru. Rencananya, kurikulum itu akan mulai
digunakan mulai tahun ajaran 2013-2014.
Sabtu, 03 November 2012
Sosialisasi Berbasis Masyarakat Desa (SBMD) Sebagai Strategi Pendidikan Anti Korupsi
Upaya
pemberantasan korupsi di Indonesia merupakan jalan yang masih panjang dan penuh
tantangan. Korupsi lebih banyak dimaklumi oleh masyarakat pedesaan daripada
membantu memberantasnya. Ditambah lagi, kasus tindak pidana korupsi belum
sepenuhnya dipahami masyarakat pedesaan dan sulit diungkapkan karena para pelakunya menggunakan peralatan
yang canggih, serta dalam keadaan terorganisasi. Menyadari kompleksitas
permasalahan korupsi dan penegakan hukum secara konvensional masih belum
dimengerti sepenuhnya oleh masyarakat. Jadi, selaras dan tidak tumpang tindih
dengan berbagai program kerja KPK yang sudah
ada, maka diperlukan suatu metode baru yang lebih tepat sasaran.
Sosialisasi
Pendidikan Anti Korupsi terhadap elemen terbesar masyarakat Indonesia, yaitu masyarakat
pedesaan sangat diperlukan saat ini, yaitu metode SBMD. Walaupun sederhana,
namun mudah diterima, dipahami, dan KPK bisa melaksanakannya dengan
berkoordinasi dengan lembaga negara lainnya. Pendekatan pertama, penggunaan
pengaruh tokoh desa dalam acara sosial untuk sosialisasi Pendidikan Anti
Korupsi. Kedua, mengoptimalkan peran "toko kejujuran" di tingkat
desa. Ketiga, pembuatan media konstruksi konkrit di desa- desa, seperti gapura
atau tugu tentang jargon tolak korupsi, dan hargai kejujuran. Jadi, metode SBMD
dengan tiga pendekatan sekaligus dengan harapan bisa dilaksanakan, tepat
sasaran sebagai upaya dalam menelusuri jalan panjang dan penuh tantangan dalam
pemberantasan korupsi di Indonesia.
Senin, 10 September 2012
Review Suzuki Satria F150 2012
Pertama artikel ini bukan untuk promosi. Saya pribadi
menulis hanya untuk share apa yang saya rasakan setelah menggunakan motor Suzuki Satria F150. Karena itu artikel ini lebih bersifat subjektif, namun juga
bisa dijadikan pertimbangan saat Anda ingin membeli produk Suzuki yang satu
ini. Saya telah melihat berbagai review sebelumnya dari kalangan blogger, dan
praktisi otomotif roda dua yang membahas hal ini. Semga apa yang saya tulis
bisa menjadi referensi tambahan. Berikut adalah beberapa kelebihan dan kekurangan
motor Suzuki Satria F150 menurut analisa saya.
Kelebihan:
1. Kesan pertama dari
si bebek super ini adalah tampilannya yang simple, namun bergaya sporty dan
modis. 2. Sesuai digunakan baik di perkotaan, pinggiran kota, maupun pedesaan.
Karena kapasitas mesin yang besar, dan rangkanya yang roso.
3. Nyaman untuk
digunakan sehari - hari. Sesuai untuk menembus kemacetan, dan tetap nyaman di
tikungan maupun tanjakan. Sesuai dengan selera anak muda, untuk kalangan
pelajar, mahasiswa.
4. Body yang simple memudahkan saat proses dibersihkan.
5.
Dengan kapasitas mesin 150cc, ditambah desain yang agresif, namun bisa
digunakan santai maupun dengan kecepatan tinggi di jalanan.
6. Yang paling
penting, ditambahkannya berbagai fitur canggih pada motor hyperunderbone ini.
Antara lain mesin 150cc DOHC, 6 speed
transmissions, Automatic Headlamp On (AHO), speedometer digital untuk akurasi
kecepatan, knalpot racing plus sporty mufler, three riding mode (Eco, Sport,
Normal).
Kekurangan:
1. Yang pasti dirasakan tiap pemilik motor yang satu ini pasti
konsumsi bahan bakar yang terhitung boros, sehingga harus sering mampir ke
SPBU.
2. Tempat duduk yang didesain sempit. Bagi rider berpostur tubuh besar
agak kesulitan saat duduk dan berboncengan.
3. Desain spion yang memberikan jangkauan
penglihatan ke belakang kurang optimal.
4.Tidak ada bagasi untuk mrnyimpan
barang, atau jas hujan.
5. Terakhir, yang banyak didiskusikan yaitu posisi
ridingnya. Kadang orang menilai posisi ridingnya terlalu membungkuk ke depan.
Namun sebenarnya pihak Suzuki sendiri sudah memberikan contoh posidi riding
yang baik dan benar di buku panduan.
Akhirnya, dibalik berbagai kelebihan dan kekurangan tersebut, bisa disimoulkan bahwa tiada produk yang sempurna. Konsumen harus bijak dalam memilih dan menggunakannya. Motor yang digunakan rutin namun tetap dirawat pasti kondisinya juga tetap prima. Tiap orang beda gaya, beda obsesi, beda tujuan. Yang pasti, Satria...bikin loe "beda".
Mengurangi Beban Kurikulum
Masyarakat yang pragmatis seringkali mengganggap pendidikan
sebagai jalan mencapai kesejahteraan yang lebih baik. Pendidikan kemudian
"beralih fungsi" menjadi jalan pintas meraih hidup sejahtera. Ketika hasil
pendidikan, terutama pendidikan di sekolah tidak sesuai dengan harapan awal dan
bertolak belakang dengan realitas di masyarakat, serta hal yang dipeloleh di
sekolah tidak bisa diterapkan secara langsung untuk memperoleh imbal balik
secara ekonomis. Lantas, buat apa sekolah ? Keadaan seperti inilah menjadi
penyebab menurunnya kualitas pendidikan itu sendiri, terutama pendidikan di
sekolah. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Perserikatan Bangsa - Bangsa
(PBB) melalui Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan (UNESCO)
dalam Education for All (EFA) Global Monitoring Report 2011: The Hidden Crisis,
Armed Conflict and Education, dinyatakan Education Development Index (EDI)
Indonesia masih berada pada posisi menengah ke bawah. Data empat tahun terakhir
adalah pada posisi ke-69 (2008),posisi ke-(2009), posisi ke-65 (2010),
sementara pada tahun 2011 menempati posisi ke-69. Tahun 2011,total nilai EDI
Indonesia adalah 0,934. Untuk gambaran, EDI dikatakan tinggi jika mencapai
0,950 - 1. Kategori menengah 0,800 - 0,949, sedangkan kategori rendah di bawah
0, 800.
Total nilai EDI tersebut diperoleh dari rangkuman perolehan empat
indikator, yaitu angka partisiasi pendidikan dasar, angka melek huruf usia 15
tahun ke atas, angka partisipasi menurut kesetaraan gender, dan angka bertahan
siswa hingga kelas V Sekolah Dasar. Gambaran inilah yang sekarang sedang
menjadi sorotan internasional terhadap permasalahan pendidikan yang dihadapi
Indonesia. Kurikulum pendidikan yang diterapkan di Indonesia terlalu kompleks
dibandingkan kurikulum pendidikan yang diajarkan di sekolah - sekolah negara
maju sehingga banyak siswa di Indonesia merasa dipaksa untuk menguasai materi/
ketrampilan yang sebenarnya tidak sesuai dengan bakat mereka. Dari semua mata
pelajaran yang diajarkan selama proses belajar mengajar, siswa diwajibkan untuk
menguasai semua mata pelajaran. Memang, idealnya jika siswa benar - benar
kompeten dan memiliki kemampuan awal yang mumpuni, tentu kuantitas dari
kurikulum pendidikan Indonesia tersebut
tidak akan menjadi masalah dan membebani siswa. Namun kenyataan yang terjadi
adalah sebaliknya.
Siswa memiliki motivasi yang berbeda dan yang kurang
memiliki kompetensi akan mengalami kejenuhan dalam proses belajar mengajar.
Selain itu, kurikulum di Indonesia masih tertumpu pada kemampuan kognitif
semakin membuat bakat siswa secara praktik kurang berkembang. Siswa akhirnya
mengetahui banyak hal tapi tidak menguasai satu hal pun. Di sisi yang lain,
selama ini guru cenderung mengejar target kurikulum, bahkan kurikulum yang
padat menyebabkan kemungkinan sekolah menambah jam belajar sendiri dan
membebani siswa dengan lebih banyak lagi pekerjaan rumah. Pengurangan beban
kurikulum bisa dilaksanakan terutama untuk Sekolah Dasar, dan Sekolah Menengah
Pertama. Muatan pelajaran hingga sebatas yang benar - benar diperlukan, mempersiapkan
siswa untuk memecahkan permasalahan di lingkungan, meraih sejahtera secara
fisik, mental dan spiritual. Ringkasnya, membekali siswa dengan life skills.
Hasilnya, bakat siswa bisa dikembangkan dengan baik dan menjawab tantangan
masyarakat yang pragmatis terhadap pendidikan formal Indonesia.
Jumat, 07 September 2012
Munir dan Reformasi Militer
Sebagai tokoh pejuang HAM yang gigih dan pantang menyerah, gagasan
dan pemikiran Munir dalam penegakan HAM mensyaratkan perlunya melakukan
reformasi militer guna tercipta tentara profesional yang menghormati
HAM, tunduk terhadap supremasi sipil dan prinsip negara hukum,
akuntabel, tak berpolitik dan berbisnis, serta ahli dalam bidangnya.
Dalam konteks itu, usaha mengawal dan mengkritisi pembahasan RUU
Keamanan Nasional di parlemen jadi penting dilakukan oleh masyarakat
sipil. Hal ini mengingat draf yang diajukan pemerintah itu memuat
pasal-pasal bermasalah yang dapat mengembalikan peran TNI seperti pada
masa lalu.Meski reformasi militer sudah meraih beberapa capaian
positif, masih terdapat beberapa agenda krusial yang menjadi pekerjaan
rumah pejuang HAM, khususnya terkait penuntasan agenda reformasi
peradilan militer. Kritik Munir bahwa peradilan militer sering kali jadi
sarana impunitas oknum TNI yang melanggar HAM masih tetap relevan
hingga saat ini. Oleh karena itu, gagasan melakukan reformasi peradilan
militer dengan melakukan perubahan terhadap UU No 31/1997 tentang
Peradilan Militer adalah salah satu agenda penting yang sering
disuarakan almarhum.
Sayangnya pembahasan perubahan UU No 31/1997
ini terus mengalami jalan buntu. Pemerintah dan parlemen periode
2004-2009 gagal mewujudkan perubahan tersebut. Tidak hanya itu, revisi
legislasi ini pun bahkan tidak masuk dalam agenda prolegnas tahun 2012
maupun 2013. Padahal, agenda reformasi peradilan militer secara tersirat
dan tersurat telah jadi mandat UU No 34/2004 tentang TNI. Gagasan
Munir dalam mewujudkan tentara yang profesional juga terlihat dari
pemikirannya tentang pentingnya peningkatan kesejahteraan prajurit bagi
anggota TNI. Hal itu dilontarkan almarhum semasa hidup dalam beberapa
forum diskusi ataupun dalam perbincangan antara almarhum dan penulis. Sahabat
Munir, Ikrar Nusa Bakti, juga mengakui perjuangan meningkatkan
kesejahteraan prajurit adalah bagian perjuangan Munir dalam membahas UU
TNI. Meski saat ini gaji prajurit meningkat, hal itu belum cukup
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari para prajurit tamtama dan bintara.
Kabar adanya prajurit yang menyambi kerja lain untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya akibat kesejahteraan yang minim masih kerap terdengar. Belum
lagi masih adanya dugaan kasus uang lauk-pauk dan uang tunjangan
prajurit yang dikorup atasannya.
Sindrom Hari Senin
Biasanya secara emosional dan
psikologis rata-rata orang benci dengan hari Senin, tertanam di pikiran kalau
Senin itu selalu jadi hari yang sibuk dan super menyebalkan. Bahkan sampai ada
pameo “ I hate Monday”“ Senin Neraka Jahanam”, “ Senin Terkutuk” dan
ada lagu khusus yang sangat populer di chart terhormat di Inggris pada tahun
1979 yaitu lagu ‘I don’t like Monday’ yang tulis oleh orang Sir
Bob Geldof [dia mendapat gelar bangsawan dari Kerajaan Inggris] dan
dinyanyikan oleh The Boomtown Rats. Dan ada pula komunitas-komunitas
media sosial “ I hate Monday”. Namun coba deh kita cerna pelan-pelan, apakah
yang beda di hari Senin untuk anda? di seluruh dunia , ada istilah
Kalau untuk saya pribadi
ternyata setelah ditimbang dan dianalisa hari Senin sama aja tuh, dengan
aktivitas yang sama, kegiatan yang sama, beban kerjaan yang sama. Tapi kenapa
saya juga benci dan mengutuki hari Senin yang ga salah apa-apa? Syndrome benci
hari Senin biasanya mulai muncul pada minggu malam atau di akhir weekend dan
akan semakin memuncak di Senin pagi harinya. Syndrome ini muncul karena
perbedaan load pekerjaan yang kontras di hari sabtu-minggu dan hari Senin,
setelah santai banget eh langsung menghadapi aktivitas yang padat. Load kerjaan
yang kontras ini menyebabkan muncul sugesti dan repetisi kalau Senin itu
“ nyebelin”. Sugesti adalah proses yang mempengaruhi seseorang sehingga
menerima pikiran dan keyakinan, tanpa bersikap kritis. Repetisi “Senin neraka
jahanam” yang terulang-ulang dengan intensitas tinggi pada otak akan membuat
kita sangat percaya bahwa Senin memang menyebalkan dan terbawa pada semua
aktivitas kita, jadi males kerja dan ogah-ogahan. “You are what you think”
atau” your activities depend on your mind”, nah itu yang bikin hari Senin emang
jadi menyebalkan, tak lain tak bukan ya karena pikiran kita sendiri.
Terus apa iya
kita mau selamanya terjebak dalam pikiran dan siksaan kalau hari Senin itu
menyebalkan. Kalau saya tidak mau lagi. Kita lah yang wajib mengubah diri kita
sendiri untuk menanamkan ke alam bawah sadar bahwa Senin akan tetap baik-baik
saja. Perlu bantuan psikolog untuk menanamkan ini? Nggak lah ngabis-ngabisin
duit lagi, kita sendiri bisa kok. Mari kita pikirkan apa saja yang bisa kita
wujudkan selama 24 jam di hari Senin. Kalau di otak lagi dijejali pikiran
meeting yang membosankan atau menguras energi ya kita ubah misal aja di meeting
ini sebagai ajang unjuk kompetensi kita “ pamer kesaktian “ atau bayangin
ketemu klien baru yang “good looking”. Lebih asik kan.