
17 Agustus 2010, sudah 10 tahun di negeri jiran. Setelah meninggalkan Indonesia 6 Januari 2002, kini sekeluarga semuanya semakin baik. Dari segi ekonomi, pendidikan, dan status sosial. Kalau tiada halangan, rencananya tahun depan Insya Allah sudah kembali lagi ke Desa Wates, Kecamatan Sumbergempol, Tulungagung yang selalu “Guyub Rukun.”
Teringat saya bagaimana perjalanan awal kami sekeluarga ke Malaysia sekitar delapan tahun yang lalu, dulu semuanya tidaklah semudah seperti sekarang ini. Waktu itu, keadaan ekonomi keluarga belum seperti sekarang, pekerjaan bapak saya sebagai buruh di sebuah pasar di Kuala Lumpur (KL), tepatnya di Pasar Borong Kuala Lumpur hanya mampu menghasilkan sekitar RM 1000 sebulan. Kamipun bertempat tinggal hanya di sebuah kamar kecil yang disewa beramai – ramai dengan TKI lainnya. Sekitar 4 tahunan keadaan seperti itu kami bertiga (Bapak, Ibu, dan Saya) lalui.
Alhamdulillah, setelah tahun 2007 nasib kami sekeluarga bertambah baik. Dengan pekerjaan tetap sebagai “Pemandu Teksi” , dan membuka usaha sendiri, penghasilan per bulan pun membaik. Langsung kami sekeluarga pun berpindah ke rumah baru yang disewa di Taman Wilayah. Dari segi pendidikan pun saya sekarang sudah lulus Sekolah Menengah Atas (SMA), yang jika dibandingkan dengan taraf pendidikan anak di desa saya, itu pun sudah termasuk tinggi.
Ingin melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi? Mungkin nanti. Saya sudah cukup puas dengan apa yang saya miliki sekarang. Mungkin juga dengan sedikit suntikan modal, saya bisa membuka sebuah usaha, siapa tau kan? Atau mungkin saya diterima bekerja dengan gaji yang cukup disimpan untuk kemudian hari. Waktu yang menentukannya nanti.
Hanya ungkapan terima kasih yang sebanyak – banyak-nya untuk negeri jiran ini, Malaysia. Begitu pula rekan – rekan masyarakat dan keturunan Indonesia di sini.
Dan, di hari Kemerdekaan yang ke-45 ini, saya mengucapkan salam Merdeka, salam Nasionalisme, karena Nasionalisme kalian yang kalian tunjukkan, jauh dari sanak saudara, bekerja untuk anak dan istri, untuk penghidupan yang lebih baik. Semoga kedepannnya Indonesia semakin meningkat perekonomiaannnya, sehingga adik – adik dan anak anak yang masih di kampung halaman tidak perlu jauh – jauh merantau ke Malaysia hanya untuk bekerja (Karena nilai tukar Ringgit lebih tinggi dari Rupiah sekarang), karena hidup di negeri orang tidak selalunya menyenangkan. (Masih ingat kasus yang terjadi antara Indonesia – Malaysia tahun 2009 yang lalu ?).

Sekian dan terima kasih, “Salam Merdeka dan Jayalah Selamanya.”
0 comments:
Posting Komentar