My Social Media Profile :
  • Bimbingan Konseling

    Diklat Pendidik Sebaya Angkatan III Kategori Pelajar dan Mahasiwa - Tahun 2012 yang diselenggarakan atas kerjasama UKM PIK STKIP PGRI Tulungagung dan BKKBN Kabupaten Tulungagung.
  • FORDIMAPELAR 2012

    Tahun 2012, Universitas Madura (Unira) menjadi tuan rumah pelaksanaan Forum Diskusi Mahasiswa Penelitian dan Penalaran (Fordimapelar) se-Jawa Timur.
  • HUT SIK KE-41

    Pagi Sabtu 31 Juli 2010, di depan Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (SIK) sekitar jam Sembilan pagi, para siswa, staf, guru, Komite Sekolah, orang tua murid, & para alumni mulai berdatangan memasuki kawasan sekolah untuk menghadiri acara peringatan HUT SIK Ke-41
  • Pembangunan Desa

    Perlunya perencanaan keuangan bagi tiap keluarga di desa yang terintegrasi dengan konsultasi dari pihak yang lebih kompeten seperti wakil dari pemerintah daerah, serta professional dari lembaga keuangan.
  • ALUMNI SIK

    Semoga kedepannya hasil output pendidikan nasional bisa berkontribusi secara nyata di masyarakat. Mewujudkan Generasi Emas Indonesia yang berdaya saing global serta kompeten dalam mengolah local genius.

Artikel Pilihan

Kamis, 18 Juli 2013

Pemuda, Media Massa dan Menghadapi Pengaruh Negatif Gaya Hidup Modern


1.         Apakah Gaya Hidup Modern itu Religius ?
Kehidupan masyarakat modern yang cenderung mengikuti gaya hidup Barat yang sekuler sebagai konsekeuensi adanya industrialisasi, kemajuan ipteks, dan globalisasi, telah menyebabkan perubahan nilai-nilai kehidupan. Masyarakat kini cenderung mengabaikan nilai-nilai moral dan agama dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam hubungan seksual antarindividu. Hal itu tidak saja terjadi di negara-negara Barat yang sekuler, "wabah kebebasan bergaul" kini sudah menjalar dalam masyarakat di negara yang mayoritas penduduknya Islam dan relatif religius-- termasuk Indonesia.

2.         Apa Saja Contoh Gaya Hidup Modern yang Memberikan Pengaruh Negatif ?
Manusia modern telah terpedaya oleh produk pemikirannya sendiri, karna kurang mampu mengontrol efek sampingnya, yaitu rusaknya lingkungan yang memporak-porandakan kenyamanan hidupnya sendiri. Kehidupan yang terlalu berorientasi kepada kemajuan dalam bidang material kebutuhan biologis telah menelantarkan supra empiris manusia, sehingga terjadi kemiskinan rohaniah dalam diri manusia itu sendiri. Dan kondisi seperti inilah yang sangat kondusif berkembangnya masalah-masalah pribadi dan social yang diekspresikan dalam kondisi psikologis yang tidak nyaman, seperti mengalami stress, penyimpangan moral, atau pelanggaran terhadap nilai-nilai. Bagaimana mungkin hal ini tidak bisa terjadi rohaniah manusia yang fungsi cukup besar dalam kedamaian dunia ini sudah sangat rendah katakana saja sudah semakin menghilang.[1]

3.         Lalu, Bagaimana Dengan Pengaruh Media Massa Terhadap Kepribadian Pemuda Islam ?
Media yang saat ini ada, sedikit banyak telah membentuk kepribadian pemuda islam. Tontonan berbau hiburan memenuhi jadwal padat acara televisi di rumah kita masing – masing. Mulai dari acara musik, sinetron, olahraga, sampai film – film barat berbau pornografi pun tersedia. Pantas saja masjid sepi, majelis – majelis sepi, karena pemudanya teralihkan pada hiburan. Lautan manusia senantiasa memadati lapangan yang disana diadakan konser musik. Suara adzan tak dihiraukan ketika mata asik “melototi” acara di televisi. Bangun malam disengajakan hanya untuk menonton pertandingan sepakbola, bukan untuk qiyamul lail, dan lain – lain.

4.         Lantas, Bagaimana Kita Bersama Menyikapi Berbagai Pengaruh Negatif Pada Generasi Muda ?
Sudah saatnya kita bangkit, tidak lagi menjadi pemuda yang mengekor kepada kebudayaan barat. Bukan lagi saatnya terus – menerus berpesta pora menikmati kehidupan yang fana. Lebih dari itu, sudah saatnya pemuda turut andil dalam melakukan perubahan yang mendasar dari segala aspek kehidupan. Aspek pribadi, masyarakat dan bernegara, harus senantiasa berjalan seirama dengan nilai – nilai yang bernafaskan islam.

5.         Sebagai Solusi, Bagaimana Membentuk Generasi Emas Umat Islam Selanjutnya ?
            Guna mencegah berbagai fenomena kemaksiatan dan tindak kerusakan yang melandakalangan generasi muda, ada beberapa cara alternatif yang dapat digunakan, antara lain :
            Pertama, adalah penanaman pendidikan agama –terutama aqidah iman, pembiasaan ibadah, dan pembudayaan akhlak mulia-- di rumah oleh orang tua kepada anak ketika masih kecil hingga remaja. Pada umumnya orang tua baru “kebakaran jenggot” setelah mendapati kenyataan anaknya yang sangat disayanginya ternyata jarang melakukan shalat, puasa juga tidak. Dan, yang membuatnya sangat terkejut dan marah adalah ketika diketahui anak perempuannya sudah kehilangan kehormatannya bahkan sudah hamil, atau anak laki-lakinya diminta bertanggung jawab dengan menikahi anak perempuan orang. Dalam kondisi demikian, biasanya, orang tua hanya bisa marah lalu memarahi anaknya, tanpa mau introspeksi bahwa sebenarnya orang tua berperan paling menentukan.
            Kedua, pendidikan seks dan reproduksi dengan pendekatan agama sejak anak masih kecil. Agama Islam memiliki ajaran yang sangat komplit, tidak hanya aqidah, ibadah, dan mu’amalah, melainkan juga hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan manusia, termasuk masalah reproduksi. Jika anak sejak kecil sudah memiliki iman yang kokoh, pemahaman syari’ah yang mendalam, akhlak terpuji, lalu memperoleh pengetahuan seks dan reproduksi secara benar niscaya akan membuat remaja Muslim akan berpikir seribu kali untuk melakukan perbuatan maksiat zina, bahkan akan dapat mencegah mereka dari zina. Selain takut akan siksaan (adzab) Allah Swt., mereka juga takut akan akibat yang akan ditanggungnya. Rasa malu terhadap lingkungan sosialnya, perasaam berdosa, penderitaan selama hamil padahal belum bersuami, lalu melahirklan tanpa suami, semua itu merupakan penderitaan yang sangat berat.
Ketiga, pendidikan moral, etika pergaulan, budi pekerti, atau akhlak. Lembaga pendidikan formal (dari TK, SD hingga perguruan tinggi) berperan penting dalam menanamkan nilai-nilai moral dan akhlak terhadap anak didiknya. Jika anak sejak bersekolah di TK, SD, hingga kuliah di perguruan tinggi dibiasakan berperilaku dengan landasan moral/ akhlak terpuji, maka insya’Allah mereka ajuga akan dapat membedakan mana yang boleh, dan mana yang tidak benar. Sayang sejak Kurikuilum 1984 diberlakukan, tidak ada lagi pelajaran Budi Pekerti di sekolah. Mungkin, itulah satu sebab mengapa masyarakat Indonesia sekarang mengalami degradasi etika, dekadensi moral, dan erosi perilaku terpuji.
Keempat, pembudayaan perilaku beragama seperti membaca al-Qur’a,, al-Hadfits, buku agama, beribadah, dan beramal shalih, baik di rumah, di perjalanan, maupun di tempat umum. Di mana pun kita berada, kita harus membudayakan perilaku beragama seperti shalat, berpuasa, zakat/ infak. Dengan cara itu, insya’Allah anak kita akan terbiasa dengan amal shalih.[2]

6.         Terakhir, Bagaimana Indikator Ketercapaian Dari Implementasi dari Solusi di atas ?
Terlepas dari kesalahkaprahan pemuda Islam di atas, kita harus bersyukur karena saat ini banyak pula pemuda Islam lebih peduli pada agama. Marilah bersam, menghadapi kehidupan yang makin garang dan serba nilai akibat adanya transformasi sosial-budaya yang melahirkan nilai-nilai budaya mondial, yang sering jauh dari nilai moral agama itu, tinggal iman dan taqwalah yang mampu menjadi benteng terakhir bagi manusia dari berbagai godaan duniawi. Dalam hal ini, akhlak merupakan sesuatu yang harus diindahkan. Sebab, akhlak merupakan indikasi kemuliaan seorang mukmin.[3]


[1] Sinaga, Nael. 2012. Dampak Gaya Hidup Modern. Blogspot : Jakarta.
URL : http://tulisanstudy.blogspot.com/2012/01/dampak-gaya-hidup-modern.html
[2] Makruf, Alif. 2011. Membangun Pemuda Muslim yang Berakhlak Mulia. Blogspot : Yogyakarta.
URL : http://aliimronalmakruf.blogspot.com/2011/05/membangun-pemuda-muslim-yang-berakhlak.html
[3] Rosstar – SMAN 1 Natar. 2012. Pemuda Islam : Jangan Sampai Ngasal. Blogspot : Lampung.
URL : http://rosstar-smanstar.blogspot.com/2012/10/pemuda-islam-jangan-sampai-ngasal.html

6 comments:

Anonim mengatakan...

link nya mana mas bro ?

Anonim mengatakan...

- BEM STKIP

Dedi Parianto mengatakan...

itu ada mas bro

Dedi Parianto mengatakan...

masih online gk ?

Anonim mengatakan...

ada iklannya ?

Dedi Parianto mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.